
Strategi penjualan yang efektif saat fase New Normal
Krisis ekonomi yang terjadi akibat pandemi virus Corona atau Covid-19 menjadi penyebab perilaku konsumen berubah drastis. Sejumlah ahli pun meramalkan adanya kemunculan fase normal baru atau sudah kita dengar sebagai New Normal. Lantas, langkah apa yang paling efektif perlu dilakukan oleh para pebisnis agar bisa beradaptasi dan menjual produk mereka? Berikut strategi penjualan yang efektif saat fase New Normal.
1. Menerima perubahan
Psikolog klinis Personal Growth Veronica Adesla menjelaskan, langkah pertama yang perlu dilakukan oleh para pebisnis adalah menerima perubahan yang terjadi. “Terima bahwa perubahan tidak dapat dihindari dan kita harus berpartisipasi bahu membahu di dalamnya untuk kepentingan bersama,” kata Veronica Adesla. Dengan menerima artinya kita meyakini ada perubahan yang terjadi dan siap hidup berdampingan dengan perubahan tersebut. Menerima perubahan yang terjadi dapat membuat seseorang lebih mudah untuk beradaptasi.
2. Menyesuaikan diri
Setelah menerima perubahan, yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Menyesuaikan diri tak hanya terjadi pada produk dan pemasaran, tapi juga aspek lain yang mendukung pekerjaan. Misalnya, kesehatan yang prima agar dapat bekerja dengan lancar. Untuk mendapatkan kesehatan yang prima di tengah new normal maka harus dapat menjalani hidup sehat dan seimbang dengan makan teratur, memperbanyak sayur dan buah, menjaga kebersihan, dan sebagainya.
3. Riset konsumen
Sedangkan untuk strategi penjualan, riset konsumen yang sesuai pasar merupakan tahap awal yang paling efektif di masa New normal. Tujuannya tak lain untuk mengenali ke mana bisnis akan melaju dan mengantisipasi hal yang bisa terjadi ke depan. Melalui riset konsumen, anda bisa memahami perubahan selera, daya beli, serta pendapat mereka tentang produk anda. Komponen tersebut akan membantu anda menentukan produk, lokasi, harga, dan pola promosi bisnis anda ke depan.
4. Evaluasi produk
Mengevaluasi kembali produk anda merupakan hal yang penting untuk menjamin keberlanjutan usaha dalam fase New Normal. Hal ini dikarenakan konsumen cenderung bimbang memilih produk yang tepat. Mereka lebih selektif memilih produk yang mereka konsumsi, dan ingin produk berkualitas bagus dengan harga terjangkau. Perilaku itu muncul karena kondisi keuangan konsumen yang belum stabil sehingga mereka lebih berhati-hati dan waspada dengan kemungkinan krisis yang kembali datang. Maka itu, konsumen cenderung beralih ke produk dengan harga relatif lebih murah dibanding produk bermerek terkenal.
5. Perhatikan kompetisi
Tak hanya riset konsumen, Anda juga perlu melakukan riset terhadap kompetitor agar mengetahui di mana posisi tawar anda sejauh ini di mata masyarakat. “Know your enemy” sebelum maju ke medan perang adalah hal yang perlu dilakukan untuk anda terjun ke fase New Normal.
6. Pengusaha perlu membangun kembali awareness produk
Konsumen juga dianggap tak menghiraukan keberadaan brand tertentu dan memandang seluruh produk pada perspektif netral. Mereka lebih berfokus pada kekhawatiran apakah krisis akan kembali datang, apakah brand tertentu baik-baik saja atau terdampak krisis? Untuk itu, pengusaha perlu membangun kembali awareness produk mereka. Perubahan perilaku lain yang mirip dengan ini adalah munculnya tren pembelian produk secara berkelompok untuk mengambil manfaat dari sisi efisiensi harga produk itu sendiri. Maka itu, perusahaan dituntut mengakomodir perilaku konsumen tersebut.
7. Siapkan produk dalam bentuk digital
Perusahaan analisis data dan kecerdasan buatan juga meneliti terjadi perubahan drastis pada rutinitas harian masyarakat yang menghasilkan perilaku konsumen baru. Menurut mereka, konsumen cenderung beradaptasi dengan cara baru untuk memenuhi kebutuhan, misalnya dengan berbelanja online melalui website, media sosial, dan e-commerce, atau bertransaksi dengan berbagai aplikasi. Hal ini menjadi peluang perusahaan untuk berfokus menjual produk melalui saluran online.
8. Jangan abaikan distributor
Saat kondisi ekonomi bergejolak, mayoritas distributor tidak ingin mengambil risiko menanamkan uang dalam bentuk tumpukan barang dagangan dari produsen karena khawatir rugi akibat harga barang akan melorot. Padahal tanpa distributor, anda akan kesulitan menyuplai barang ke konsumen, seberapa pun bagus dan berkualitasnya produk anda. Maka itu, sebagai produsen, anda perlu memberi insentif kepada distributor agar perputaran barang bisa berjalan lancar. Beberapa insentif yang bisa diberikan contohnya: keringanan pembayaran, keringanan pengembalian produk, atau diskon produk. Selain itu, anda juga bisa memberikan penghargaan lebih agar kedepannya mereka lebih giat dalam menjual produk anda.
9. Kerja sama dengan semua pihak
Langkah terakhir yang perlu dilakukan pebisnis dalam menghadapi New Normal adalah butuh kerja sama dan saling tolong menolong serta memahami dengan orang terdekat. Di dunia kerja, misalnya, butuh kerja sama saling mendukung dengan kolega, atasan, dan anak buah. Di rumah, kerja sama dibutuhkan pada setiap anggota keluarga untuk saling berkompromi, membagi waktu, memahami satu sama lain. Sedangkan sebagai pebisnis, anda perlu menyepakati waktu untuk family fun time atau pembagian waktu tugas mengurus anak. Hal ini diperlukan agar anda bisa fokus bekerja mengurus usaha yang anda jalankan.