
Waspada! Mendengar musik dengan volume keras dapat menyebabkan gangguan pendengaran
Banyak kaum muda yang suka untuk mendengarkan music dengan volume diambang batas maksimal suara yang harusnya bisa didengar manusia. Kenyataan ini mungkin paling banyak ditemui didalam angkutan umum di Kota Jakarta yang banyak menyajikan jenis musik terbaru dengan volume diatas rata-rata. Bahkan hingga saat ini kemudian muncul stereotype yang menyatakan angkutan umum dengan sajian musik volume keras lebih mudah mendapatkan penumpang yang rata-rata kaum muda dibandingkan yang menyajikan music dengan volume normal.
Angkutan umum dengan volume seperti itu dianggap lebih gaul untuk ditumpangi. Kerasnya suara dari angkutan umum tersebut dapat terdengar hingga keluar, bahkan tidak jarang kaca mobil angkutan ikut bergetar karena kerasnya volume didalam mobil tersebut. Mungkin dapat anda bayangkan besarnya suara yang tersaji dan ditangkap oleh telinga kita saat menumpang mobil angkutan seperti ini, apalagi disajikan dalam mobil yang merupakan ruang yang tergolong kecil dan tertutup, sehingga menambah besarnya paparan suara bagi setiap orang yang ada didalamnya.
Jika anda senang mendengarkan musik-musik favorit anda dengan volume tinggi, sebetulnya sudah ada penelitian yang menyebutkan bahwa hal itu mempunyai dampak positif. Menurut penelitian yang dilakukan di University of Menchester, terbukti bahwa semakin besar suara musik yang kita dengar, semakin besar pula kesenangan yang ditimbulkan pada kita. Ini diakibatkan oleh sistem vestibular, yang bertanggung jawab terhadap keseimbangan tapi juga menimbulkan getaran. Saat gelombang suara terkirim, pesan positif terkirim juga ke otak.
Menurut peneliti Neil Todd, hal itu merupakan pengaruh dari indera akustik primitif kita yang terhubung dengan keinginan-keinginan dasar seperti seks atau lapar. Tapi jangan dilupakan pula, bahwa mendengar musik bervolume tinggi juga mempunyai dampak negatif yang cukup berbahaya bagi kesehatan telinga kita. Dampak negatif yang akan dirasakan cukup beragam seperti gema ditelinga sampai ketidakmampuan untuk mendengar dan sampai sekarang belum diketahui cara mencegahnya. Fakta yang ada mengatakan bahwa kekuatan suara dari klub dan konser musik rock bisa mencapai hingga 125 decibels. Padahal kekuatan suara ringan untuk dewasa saja berada antara 25 hingga 40 decibels, sedangkan untuk anak-anak 20 sampai 40 decibels. Kekuatan suara terberat yang masih cukup aman bagi telinga manusia adalah 90 decibels. Angka 85 decibels selama delapan jam masih dianggap aman, tetapi jika meningkat hingga 88 decibels saja, kita harus memangkasnya hingga setengah jam. Selain bahaya mendengar musik yang keras di klub atau konser rock, ada juga bahaya yang ditimbulkan oleh kebiasaan mendengarkan portable music player, seperti MP3 player, handphone dan Ipod yang memakai earphone atau headphone. Kebiasaan ini juga bisa membuat telinga cedera. Berdasarkan penelitian, akan berdampak buruk bila menggunakan earphone selama lima jam dalam sepekan, hal ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada telinga. Dampaknya memang tidak akan dirasakan dalam waktu dekat, namun suatu saat kemampuan mendengar bisa hilang. Bahkan menurut sembilan peneliti dari Commite on Emerging and Newly Indentified Healt Risk resiko kehilangan pendengaran akibat terlalu sering mendengar musik dengan earphone akan dirasakan di pertengahan usia 20-an. Walaupun cukup banyak dampak negatif yang didapat dari mendengar musik bervolume tinggi, tetap saja banyak orang yang mengesampingkan dampak yang diterimanya, karena suara musik akan membuat sel otak lebih terangsang sehingga bisa menghilangkan rasa bosan dan kejenuhan akibat rutinitas. Karena itu Bila kita senang mendengar musik bervolume tinggi lebih baik menggunakan pelindung telinga khusus yang dapat mengurangi volume musik tanpa merusak mutu suara. Atau bila senang mendengar musik melalui earphone, sebaiknya pilihlah desain earphone yang aman dan mampu memblok sebagian keluaran suara tanpa menurunkan kualitasnya.